Dalam menanggapi masalah suara wanita apakah termasuk aurat atau tidak dihadapan laki-laki yang bukan muhrimnya, Imam Hanafi dan Imam Syafi'i memberikan pendapatnya. Menurut Imam Hanafi, bahwa suara wanita itu tidak termasuk aurat. Karena berdasarkan bahwa para istri Rasulullah saw. pernah bercakap-cakap dengan para sahabat beliau dan para sahabat pun mendengarkan ajaran-ajaran yang disampaikannya. Tapi madzhab ini mengharamkan mendengar suara wanita jika dikhawatirkan menimbulkan fitnah sekalipun yang didengarkan itu bacaan Al-Qur'an daripadanya. Sedangkan menurut Imam Syafi'i, suara wanita adalah termasuk aurat dihadapan laki-laki yang bukan muhrimnya, apakah dikhawatirkan timbul fitnah atau tidak. Suara wanita itu tidak termasuk aurat, jika percakapannya dengan laki-laki yang bukan muhrimnya memang dirasa perlu dan penting dan tidak dikhawatirkan terjadi fitnah serta wanita yang bersangkutan tersebut tidak merendahkan suaranya (suara manja atau suara merayu). Dalil yang mendukung bahwa suara wanita itu tidak termasuk aurat adalah sebagai berikut :
Para istri Rasulullah saw. pernah bercakap-cakap dengan para sahabat Rasulullah dalam rangka belajar hukum agama islam, dan para sahabat Rasulullah senantiasa mendengar suaranya.
Ketika terjadi pertikaian (perselisihan) antara Abu Bakar ra. dengan Fatimah Az-Zahra, fatimah pergi menemui Abu Bakar yang ketika telah menjadi khalifah. Fatimah berbicara sewajarnya, mengenai hal yang dianggapnya menjadi haknya. Dan terjadilah perdebatan antara dia dengan khalifah.
Dengan memperhatikan beberapa peristiwa diatas, sekalipun menjadi dalil bahwa suara wanita itu tidak termasuk aurat selama ia berada dalam bataas-batas percakapan biasa, dan tidak mengandung unsur suara rendah (manja) atau merayu atau menimbulkan fitnah. Demikian, Wallahu bish showab.
Pakaian wanita muslimah ketika diluar rumah adalah dengan menggunakan JILBAB. Yaitu pakaian yang bisa menutup seluruh sejak dari kepala sampai kekaki; atau menutup sebagian besar tubuh, dan dipakai pada bagian luar sekali seperti halnya baju hujan (jas hujan), dan yang tampak hanyalah muka dan telapak tangan. Sebab muka dan telapak tangan menurut jumhur fuqaha' tidak termasuk aurat, dengan syarat apabila dirasa aman dari fitnah. "Wahai Nabi ! Katakanlah kepada istrimu, kepada anak perempuanmu, dan kepada para wanita mu'min : "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka lebih mudah dikenal, lalu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang". (QS.Al-ahzab : 59)
Dengan berjilbab ketika berada diluar rumah. insya Allah kehormatan kita terjaga, dan tidak banyak timbul fitnah, dan sekalian merupakan identitas sebagai wanita muslimah. Selanjutnya yang menjadi persoalan kita sekarang ialah, apa sajakah yang termasuk syarat-syarat BERJILBAB atau BUSANA MUSLIMAH???
Pakaian itu dapat menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan
Jenis kainnya harus tebal, yang tidak tembus pandang, sehingga warna kulitnya tidak bisa dilihat dari luar
Lapang, tidak sempit (ketat), sehingga masih bisa menampakkan bentuk tubuh yang ditutupinya. Tujuan tersebut adalah untuk menghindari fitnah atau bencana
Tidak menyerupai pakaian laki-laki
Tidak terlalu menyolok warnanya, sehingga dapat menarik perhatian orang yang memandangnya
Sekian tips syarat-syarat untuk busana muslimah..... Sedikit, tapi mudah-mudahan bermanfaat untuk para muslimah yaaaaaa ...
Assalamu'alaikum para muslimah..... Tak inginkah kita,para muslimah,menjadi salah satu generasi yang turut andil membangun dunia islam dengan ilmu pengetahuan? Seperti Ibnu Sina sang Bapak Kedokteran, Ibnu Khaldun Sang Bapak Sosiologi, Ibnu Rusydi, Al Jabbar tokoh Matematika, dan lain sebagainya. Bagaimanakah menjadi muslimah yang cerdas akalnya?
Muslimah cerdas harus suka membaca buku. Membaca apa? Apa saja. Buku, majalah, artikel di internet, koran, dan sebagainya. Tingkat kecerdasan seseorang berbanding lurus dengan kuantitas membaca seseorang itu. Semakin banyak membaca, semakin cerdaslah dia.
Muslimah cerdas pastilah suka menuntut ilmu. Ilmu apa saja? Ilmu diniyah (agama islam) maupun ilmu pengetahuan lainnya.
Muslimah cerdas pastinya akan menjadikan dirinya spesialis dalam satu ilmu. Misalnya spesialis dalam bidang kesehatan, bisnis, komunikasi, pendidikan, dan sebagainya. Mengapa harus spesialis? Karena dengan menjadi ahli atau spesialis maka dia akan mampu menjawab berbagai persoalan yang berkaitan dengan keahliannya.
Selain suka membaca, muslimah yang cerdas biasanya tahu prioritas dalam dirinya, salah satunya prioritas investasi. Karena dia tahu pentingnya kecerdasan akal maka dia rela berinvestasi mahal demi sebuah ilmu yang mencerdaskan akal. Dia lebih rela puasa pulsa ketimbang tidak beli buku yang disukainya. Rumahnya lebih banyak buku ketimbang aksesoris lain.
Bagaimana dengan tips diatas? Mudah-mudahan dengan tips diatas para muslimah bisa menjadi muslimah yang cerdas akalnya. Aminnnnnn...